• Posted by : aghisna amalia Selasa, 07 Mei 2019


    Al-Qur'an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup Umat Islam (Serial Materi Ajar al-Qur;an Hadis MTs)



    Abstrak


    Al-Qur'an dan hadis pada pelaksanaan pembelajarannya banyak menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar. Memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari merupakan tahapan yang selalu dianggap lebih sulit, tidak hanya untuk dipraktekkan tetapi juga untuk diajarkan. Sebab pengamalan (implementasi) kandungan al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan sehari-hari harus diawali dengan memantapkan keyakinan kepada keduanya sebagi “imam” (ikutan) dalam kehidupan.


    Al-Qur’an sebagai imam telah tegas Allah jelaskan dalam firman-Nya surat al-An’am ayat 155, surat al-A’raf ayat 3 dan surat az-Zumarayat 55. Dan empat dalil yang menguatkan bahwa hadis adalah juga imam dalam kehidupan yang mesti dijadikan ikutan. Keempat hal itu adalah Keimanan, al-Qur’an, hadis dan ijma’. Di sampingmenjadikan keduanya sebagai imam, juga dibutuhkan strategi/pola perlakuan terhadap keduanya sebagai imam, yaitu; berimam kepada al-Qur’an secara totalitas, berimam kepada hadis yang shahih dan hasan saja serta berimam kepada sebahagian hadis dha’if. Wallahu ‘a’lam bi al-shawwab





    Key word : al-Qur’an, hadis, iman dan imam


    Pendahuluan


    Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru mengamanahkan bahwa guru memiliki empat kompetensi yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Empat kompetensi tersebut secara lebih rinci diuraikan dalam Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademiki dan Kompetensi Guru. Hal ini tentu saja tidak terkecuali guru-guru yang mengampu mata pelajaran al-Qur’an Hadis pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) juga harus memiliki dan menguasai lima kompetensi dimaksud.


    Berdasarkan Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Isi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab Madrasah bab VII poin A bahwa Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah tersebut terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: al-Qur'an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Pendidikan Agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri.


    Al-Qur'an-hadis khususnya, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pengamalan (implementasi) kandungan al-Qur’an dan hadis dalam kehidupan sehari-hari harus diawali dengan memahami maksud dan kandungan makna yang terdapat di dalam ayat-ayat-Nya dan hadis-hadis Rasulullah SAW.


    Agar mata pelajaran al-Qur’an Hadis pada Madrasah Tsanawiyah tersebut dapat dikuasai dengan baik, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyiapkan bahan ajar. Bahan ajar akan dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran al-Qur’an Hadis di Madrasah dan dengan adanya bahan ajar juga akan mudah membelajarkan materi al-Qur’an hadis kepada siswa-siswi nantinya. Tulisan ini diangkat dari salah satu topik yang terdapat dalam materi Mata Pelajaran al-Qur’an Hadis MTs dengan penekanan pada pemahaman dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.





    Al-Qur’an dan Hadis sebagai Pedoman Hidup


    Sudah terang bahwa Al-Qur’an al-Karim dan hadis Rasulullah SAW merupakan sumber ajaran Islam sekaligus pedoman hidup setiap muslim yang mesti diperpegangi. Di dalam khazanah keislaman, al-Qur’an lazim disebut sebagai sumber utama (pertama) dan hadis sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah al-Qur’an.


    Al-Qur’an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang membacanya merupakan suatu ibadah (Manna’ Khalil al-Qaththan, 1994:18). Sedangkan hadis atau biasa juga disebut sunnah adalah segala perkataan, perbuatan dan hal ihwal yang berhubungan dengan nabi Muhammad SAW (Muhammad ‘Ajjaj al-Khathib, 1989:108). Dalam kapasitasnya sebagai pedoman hidup umat Islam, antara al-Qur’an dan hadis tidak dapat dipisahkan karena al-Qur’an sebagai sumber utama dijelaskan oleh hadis, sehingga hadis disebut sebagai bayan terhadap al-Qur’an surat al-Nahl ayat 44.


    Merujuk pada uraian di atas, maka sebagai pedoman hidup, al-Qur’an dan hadis mesti dijadikan imam atau ikutan dalam kehidupan sehari-hari yang mana kedua-dua sumber tersebut dipatuhi, diacu dan di laksanakan perintah-perintahnya serta dihentikan larangan-larangannya.



    Tata Cara Berimam (mengikut) kepala Al-Qur’an dan Hadis


    1. Berimam kepada al-Qur’an


    a. Perintah Berimam kepada al-Qur’an


    Berimam kepada al-Qur’an artinya mengikuti ajaran yang terkandung di dalamnya, menjadikannya panutan dan acuan serta referensi dalam berucap, berbuat dan lainnya. Imâm tidak hanya ditujukan kepada orang, ia juga bisa berarti sesuatu yang membuat lurus dan memperbaiki perkara bisa berarti Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW dan sebagainya (Ahmad Mubarok, 2009:1).


    Perintah berimam kepada al-Qur’an dan mengikutinya merupakan konsekwensi logis dari rukun iman yang ke tiga yaitu iman kepada kitab. Di samping konsekwensi dari iman, berimam kepada al-Qur’an juga merupakan khitab (perintah) dari Allah SWT, karena al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk dan rahmat bagi umat Manusia (Q.S. al-Baqarah: 185).


    Perintah berimam atau mengikuti al-Qur’an, antara lain dapat ditemukan teksnya melalui firman Allah SWT yaitu dalam surat al-An’am ayat 155, surat al-A’raf ayat 3 dan surat az-Zumar ayat 55.


    Al-Qur’an adalah petunjuk Allah SWT yang bila dipelajari akan membantu kita menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan akan menjadikan pikiran, rasa dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan, stabilitas dan ketentraman hidup pribadi dan masyarakat (Muhammad Quraish Shihab, 1997:28)


    b. Dalil Naqli Berimam kepada al-Qur’an


    Dalil naqli artinya dalil-dalil yang bersumberkan dari al-Qur’an, hadis dan ijtihad. Dalil-dalil ini lebih meyakinkan untuk dijadikan pegangan dan dasar untuk menyatakan bahwa wajib berimam kepada kitab Allah (al-Qur’an).


    Dalil naqli untuk menetapkan kewajiban berimam kepada al-Qur’an antara lain adalah :


    1) Firman Allah SWT. dalam surat al-An’am ayat 155 :


    وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


    Artinya : Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. (Q.S. al-An’am : 155)





    2) Firman Allah SWT. dalam surat al-A’raf ayat 3 :


    اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ


    Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). (Q.S. al-A’raf : 3)





    3) Firman Allah SWT. dalam surat az-Zumar ayat 55 :


    وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ


    Artinya : Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya, (Q.S. az-Zumar : 55)





    4) Hadis Rasulullah SAW riwayat Imam Muslim yang berbunyi :


    حَدَّثَنِي أَبُو أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


    يَقُولُ اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَة شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ (رواه مسلم)


    Artinya : Telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti. (H.R. Muslim).





    5) Hadis Rasulullah SAW riwayat Abu Daud yang berbunyi :


    عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذٍ الْجُهَنِيِّ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


    قَالَ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ


    أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ


    بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا (رواه أبو داود)


    Artinya : Hadis dari Sahl bin Muadz Al Juhani dari ayahnya bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al-Qur'an dan melaksanakan apa yang terkandung di dalamnya (mengamalkannya), maka kedua orang tuanya pada hari kiamat nanti akan dipakaikan mahkota yang sinarnya lebih terang dari pada sinar matahari di dalam rumah-rumah didunia, jika matahari tersebut ada diantara kalian, maka bagaimana perkiraan kalian dengan orang yang melaksanakan isi Al Qur'an?" (H. R. Abu Daud).





    2. Beriman Kepada Hadis Rasulullah SAW


    a. Perintah Berimam kepada Hadis Rasulullah SAW


    Berimam kepada Hadis Rasulullah SAW artinya menjadikan hadis Rasul sebagai pedoman dan acuan serta referensi dalam berucap, berbuat dan lainnya atau mengikuti ajaran yang terkandung di dalamnya.


    Perintah berimam kepada hadis Rasulullah SAW dan mengikutinya merupakan konsekwensi logis dari beriman kepada Rasul. Sebenarnya ada lima kewajiban yang harus dijalankan seorang muslim terhadap Rasulullah SAW, yaitu; mengimani Rasulullah SAW, mentaati semua risalah dan sunnahnya, mencintai dan menjadikannya sebagai figur, senantiasa bershalawat kepadanya dan mencintai keluarga Rasulullah SAW (Heri Jauhari Mukhtar, 2008: 75).


    Di dalam al-Qur’an Allah SWT menetapkan barometer seseorang cinta kepada Allah SWT ditandai dengan seberapa cintanya ia kepada Rasul atau hadis-hadisnya. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31 yang berbunyi :


    قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ


    Artinya : Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Ali Imran : 31)





    b. Dalil-dalil Kehujjahan Hadis


    Dalil-dalil kehujjahan hadis artinya dalil-dalil atau keterangan atau argumen yang menegaskan bahwa hadis merupakan sumber ajaran Islam yang wajib diperpegangi. Ada 4 dalil yang menunjukkan bahwa hadis merupakan salah satu sumber syari’at atau ajaran Islam yang wajib diperpegangi adalah :


    1) Iman


    Salah satu konsekwensi beriman kepada Nabi Muhammad SAW adalah menerima segala sesuatu yang datang dari Rasul dalam urusan agama. Allah Swt telah memilih para Rasul di antara para hamba agar menyampaikan syari’at-Nya kepada umat. Rasulullah SAW merupakan orang yang dipercaya menyampaikan syari’at Allah SWT dalam agama, Rasul tidak menyampaikan sesuatu kecuali berdasarkan wahyu. Konsekwensi tersebut, mewajibkan bertumpu kepada sunnah dan menggunakannya sebagai hujjah serta percaya penuh kepada pembawa risalah dimaksud yaitu Rasulullah SAW. Hal ini sejalan firman Allah yang terdapat di dalam surat an-Nisa’ ayat 65 yang berbunyi :


    فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي


    أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.


    Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Q.S. an-Nisa’ : 65)





    2) Al-Qur’an al-Karim


    Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat yang menjelaskan kewajiban taat kepada Rasul SAW, antara lain :


    a. Firman Allah SWT. dalam surat an-Nisa’ ayat 59 :


    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ


    تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُول


    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan Uli al-Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnah).(Q. S. al-Nisa’ : 59)





    b. Firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 80 :


    مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا


    Artinya : Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (Q. S. al-Nisa’ : 80).





    c. Firman Allah SWT dalam surat al-Hasyr ayat 7 :


    وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ


    شَدِيدُ الْعِقَابِ


    Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (Q.S. al-Hasyr : 7)





    3) Sunnah atau Hadis


    Di dalam hadis atau sunnah banyak ditemukan penjelasan Rasul SAW tentang kehujjahan hadis-hadisnya. Antara lain sebagai berikut :


    a. Hadis riwayat Ibnu Majah yang berbunyi :


    سَمِعْتُ الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ يَقُولُ قَامَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ


    وَسَلَّمَ :عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا


    عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ (رواه إبن ماجه)


    Artinya : aku mendengar 'Irbadl bin Sariyah berkata; "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdiri di tengah-tengah kami, Beliau bersabda: hendaklah kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafah ar-rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham. (H. R. Ibnu Majah)





    b. Hadis riwayat Imam Malik yang berbunyi :


    و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


    قَالَ تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ


    وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ (رواه مالك)


    Artinya : Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya. (H. R. Imam Malik)



    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Media Pembelajaran - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -